![]() |
Diana Cristiana Da Costa Ati |
Seorang
perempuan harus pinter, kenapa demikian? Karena seorang anak butuh bimbingan dari
orang tua. Disini saya akan bercerita tentang seorang wanita yang berasal dari
daerah terpencil di kota Papua yaitu Diana Cristiana Da Costa Ati yang telah
menjadi simbol inspirasi bagi banyak orang dengan perjuangannya dalam memajukan
pendidikan seorang guru asal dari Nusa Tenggara Timur.
Diana
Cristiana Da Costa Ati merupakan guru penggerak daerah terpencil di kabupaten
Mappi - Papua Selatan sejak tahun 2018. Dia terpilih sebagai penerima
apresiasi program 14th SATU Indonesia Awards tahun 2023 di bidang Pendidikan.
Satu Indonesia Awards merupakan agenda tahunan Astra, penghargaan ini diberikan
kepada individu atau kelompok yang memiliki inovasi di bidang pendidikan,
kesehatan, lingkunan, teknologi dan kewirausahaan.
Diana
Cristianan Da Costa Ati lahir di Atambua, Nusa Tenggara Timur dengan memulai
kariernya sebagai guru tahun 2018 melalui Program Guru Penggerak Daerah
Terpencil (GPDT) yang dirujuk oleh Bupati Mppi yaitu Bapak Kristosimus Yohanes
Agawema yang bekerjasama dengan Gugus Tugas Papua dan Universitas Gadjah Mada
(UGM). Program ini bertujuan untuk mengirimkan guru-guru yang berdedikasi ke
daerah-daerah terpencil di Papua untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan.
Untuk
penempatan lokasi pengabdian sebagai guru, Diana Cristianan Da Costa
ditempatkan di Kampung Kaibusene, Distrik Haju – Kabupaten Mappi – Propinsi Papua
Selatan. Banyak kendala yang dihadapi oleh Diana Cristiana Da Costa seperti
perberdayaan budaya, geografis dan fasilitas yang sangat terbatas, namun Diana
tetap gigih dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, dia tinggal di rumah warga
setempat sebelum akhirnya memiliki rumah dinas.
Perjalanan Diana di Kampung Ati
Dalam
perjalanan kariernya, Tahun 2021 Diana menandatangani kontrak baru sebagai guru
di Sekolah Dasar Negeri Atti, Kampung Atti, Distrik Minyamur – Kabupaten Mappi –
Papua Selatan. Dapat dibayangkan, Sekolah ini berada di tengah ladang, hutan,
rawa-rawa dan perairan dengan jarak sekitar 1 km dari pemukiman kampung Atti.
Perjalanan menuju Sekolah Dasar Atti memakan waktu sekitar 9 jam dari Merauke –
ibukota Propinsi Papua Selatan yang melibatkan perjalanan dengan berbagai moda
transportasi seperti pesawat, perahu dan berjalan kaki.
Perjalanan
Diana di kampung Atti tidaklah mudah, namun dengan dedikasi dan kerja kerasnya
menunjukkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam mengubah masa depan
anak-anak, Diana terus membuka pintu pendidikan bagi generasi muda di Papua
Selatan untuk meraih masa depan yang lebih cerah.
Dengan
adanya program GPDT, Diana berhasil membantu anak-anak Papua untuk belajar
membaca dan menulis. Tidak hanya mengajar mata pelajaran umum, namun Diana menanamkan
nilai-nilai nasionalisme kepada siswa-siswi disekolahnya. Saat Diana pertama
kali mengajar di Sekolah Dasar Negeri Atti jumlah peserta didiknya 65 orang.
Per Juli tahun lalu jumlah siswa di SD Negeri Atti bertambah menjadi 85 orang.
Tahun 2022 sebanyak 24 siswa SD Negeri Atti berhasuk masuk ke SMP, dan mereka
sekarang sudah duduk di kelas VIII.
Diana
sangat bersyukur atas inovasinya, karena mendapat dukungan dari Astra dan telah
diberikan penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards Tahun 2023 dalam bidang
pendidikan. Astra selalu memberikan ruang untuk berkolaborasi dengan kegiatan
di pedalaman setiap harinya. Pada kegiatan belajar mengajar, Astra men-support
tablet belajar agar anak-anak mengenal digital
Penulis
Adi
Putih