Bertahannya seorang wanita dari Penyakit Kusta |
Kusta adalah penyakit granulomatosa kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama diklasifikasikan sebagai kusta paucibacillary (PB) atau multibacillary (MB), tergantung pada jumlah lesi kulit dan keterlibatan saraf. Perempuan selalu menjadi pihak terakhir yang mencari layanan kesehatan, yang paling umum adalah ketergantungan finansial mereka pada laki-laki. Oleh karena itu, penyakit kusta pada wanita mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan penderitanya dan anggota keluarganya, anak-anaknya, serta masyarakat secara keseluruhan.
Wanita dengan kusta sering kali menghadapi berbagai tantangan. Mereka mungkin merasa perlu menyembunyikan penyakit ini dari keluarga, lingkungan pertemanan hingga lingkungan sosial masyarakat karena takut akan stigma sosial yang mungkin muncul. Hal ini dapat mengisolasi para wanita dari dukungan sosial yang diperlukan dalam penyembuhan kusta.
Dalam
ulasan kali ini, setelah kami nonton live streaming di #BeritaKBR dengan
narasumber Yuliati selaku Ketua Permata Sulawesi Selatan dan sebagai Orang
Yang Pernah Mengalami Kustan(OYPMK) bercerita tentang kisahnya awal mulanya
terjangkit penyakit kusta.
Awal Mulanya Terjangkit Kusta
Yuliati tertular penyakit kusta pada tahun 2011, kala itu Yuliati menggaruk ibu jari kakinya timbul bercak putih, karena tidak paham akan hal tersebut Yuliati membiarkan-nya, hingga satu tahun bercak putihnya malah melebat. Akhirnya Yuliati mencari informasi tentang gejala yang dia alami, ternyata saya mencerita penyakit kusta, ungkapnya.
Yuliati menyembunyikan penyakit tersebut terhadap orang tuanya, terutama kepada kakak ipar, bahkan Yuliati sampai berhenti kuliah karena stigma di masyarakat, Yuliati mengalami depresi karena tidak bisa meninah akibat pacarnya menjauh darinya dan sempat Yuliati ingin mengakhiri hidupnya karena tidak bisa menerima kenyatannya.
Akhirnya dengan bantuan kakak iparnya, Yuliati dibawa ke puskesmas untuk memeriksa penyakit kustanya. Ternyata dokter mendiagnosis penyakit kusta tipe Pausibaslier (PB) atau kusta ringan yang ditandai bercak putih atau kemerahan yang berjumlah 1 hingga 5 dengan kata lain ada 1 gangguan syaraf.
Tekat Yuliati ingin sembuh, karena itu penyakit kustanya diobati dengan Release From Treatment (RFT) yang sesuai standar kesehatan, kemudian dilanjut dengan pemeriksaan Bakteri Basil Tahan Asam (BTA) dengan kerokan kulit (Skin smear) yang ternyata masih tingkat 10 positif kusta artinya Yuliati harus minum obat selama 10 tahun.
Dengan kegigihannya minum obat, akhirnya Yuliati dinyatakan sembuh dari penyakit kusta, kemudian Yuliati masuk organisasi Permata yaitu Perhimpunan Mandiri Kusta dari Sulawesi Selatan yang berjumlah 12 orang, di Jawa Timur berjumlah 9 orang dan di Nusa Tenggara Timut (NTT) berjumlah 5 orang.
Dengan
adanya Organinsasi Permata, Yuliati bisa melakukan penyuluhan kepada masyarakat
yang mengalami kusta. Dengan Permata Yuliati bisa bersosialisasi, ber-kampanye
dan juga bisa saling memberikan informasi di media sosial maupun Radio, hal ini
bertujuan utntuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kustadan
bisa melakukan deteksi dini terhadap penyakit kusta.
Yuliati |
Pesan Yuliati
Sebagai
penutup di live streaming kusta Yuliatai berpesan, kepada para wanita yang
telah didiagnosis penyakit kusta, jangan berkecil hati, pergi berobat dan minum
obat secara teratur yang telah diberikan oleh pertugas puskesmas. Jika ada
reaksi atau kelainan setelah minum obat, cepat konsultasikan kembali ke petugas
kesehatan. Karena obat kusta yang diberikan berupa jenis obat Multi
Drugs Therapi sebagai penyembuhan infesksi akibat penyakit kusta yang
memiliki beberapa efek samping seperti : reaksi sebelum atau sesudah
pengobatan. Jadi Jangan Takut dengan kusta, karena penyakit kusta dapat
disembuhkan dan tidak mudah menular. Dengan melalukan pengobatan sedini
mungkin, akan terhindar dari kecacatan
Salam Blogger
Adi
Putih