Konservasi Laut Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Selesai
menamatkan kuliah di salah satu universitas swasta di kota Padang, David
Hidayat memutuskan kembali ke kampungnya di Sungai Pinang – Pesisir Selatan –
Sumatera Barat. Berawal dari hobi menyelam selama kuliah, David Hidayat
menyalurkan hobi-nya untuk Berdayakan Laut dan Masyarakat Lewat Konservasi
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Saat ini, Terumbu
karang butuh pencahayaan matahari untuk tumbuh dan tetap hidup. Kita khawatir
dengan kabut asap yang terjadi akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
terumbu karang. Karena adanya penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah
lingkungan atas ulahnya perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap
lingkungan, para wisatawan-pun yang tanpa sadar merusak dan membunuh biota laut
yang apabila dibiarkan terus menerus terjadi akan berdampak buruk bagi
kelestarian alam dan berimbas pada ekonomi masyarakat sekitar
Siapa sangka, di
tengah pemberitaan kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumatra akhir-akhir ini,
ternyata ada seorang pemuda pesisir yang justru mengkhawatirkan nasib terumbu
karang, yang beberapa tahun belakangan sedang dirawatnya. “Saya juga anak
nelayan, bapak saya seorang nelayan” ungkap David Hidayat, pria berdarah Minang,
untuk memelopori kelompok Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) dalam upaya
konservasi lingkungan pesisir di desanya.
David Hidayat
sebagai Pendiri komunitas Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) mengatakan bahwa ide
dan gagasan untuk melestarikan kawasan pesisir pantai di Sungai Pinang sudah
ada, ketika dia masih duduk sebagai
mahasiswa Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan di Universitas Bung Hatta - Kota
Padang, sekitar tahun 2008. Dari kuliah sampai sekarang saya memilih
mengembangkan potensi daerah atau kampung sendiri, jadi tamat kuliah langsung
pulang kampung,” ujarnya. Waktu itu, potensi hutan mangrove di Sungai Pinang
belum dikelola ataupun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Terumbu Karang |
Pada Tahun 2015, David
menyelesaikan kuliahnya hingga tuntas. Kemudian David Hidayat sempat bekerja di
salah satu kantor pemerintahan nagari di Sungai Pinang selama enam bulan pada
periode tahun 2016. Meski jauh dari kegemarannya, pada saat itu, David Hidayat tetap
mengupayakan isu pelestarian laut.
Terumbu Karang dan Keterlibatan Nelayan Pesisir
David memulai aktivitas konservasi di Sungai Pinang dengan kegiatan penanaman dan perawatan terumbu karang. David melakukan transplantasi terumbu karang yang diambil dari indukan bibit terumbu karang yang sudah ada. Kemudian bersama kelompoknya, dibuatkan wadah dari beton hingga rak-rak besi. Proses pertumbuhannya pun cukup lama, David mengaku selama berkegiatan, terumbu karang yang tumbuh paling tidak sekitar 2 cm per-tahun.
Proses
pemeliharaan terumbu karang ini, membuat nelayan menjadi lebih sadar dan peduli
dengan pelestarian terumbu karang. Kebanyakan masyarakat mulai beralih dan
takut menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan lagi. Saat ini, kawasan
yang ditanami 20 ribu bibit terumbu karang yang diinisiasi David bersama
kelompoknya itu, dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata hingga
penelitian.
Hutan Mangrove dan Pemberdayaan
Sejak tahun 2009,
David telah melakukan penanaman bibit mangrove di pesisir pantai Sungai Pisang,
Pesisir Selatan. Dalam kegiatan pelestarian mangrove ini, keterlibatan
masyarakat terutama ibu rumah tangga lebih besar ditimbang kegiatan terumbu
karang. Bersama kelompok Andespin, David tak henti mengupayakan kesadaran
masyarakat sekitar dengan cara keterlibatan aktif di setiap kegiatan
konservasinya.
Hutan Mangrove dan Pemberdayaan |
Sejak 2009 hingga
sekarang, setidaknya sudah 50 ribu bibit mangrove yang berhasil di tanam di
antaranya di Pantai Manjuto dan juga Pantai Erong, Pesisir Selatan. David
mengaku, dengan keterlibatan di Komunitas Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) ini,
warga sekitar lambat laun akan sadar bahwa ekosistem laut yang dijaga, akan
berbanding lurus dengan sistem penghidupan dan lingkungan yang lebih bersih dan
madani.
Ssat ini, kawasan
mangrove telah muncul sumber pencaharian, penopang ekonomi baru bagi masyarakat
sekitar. Dari yang hanya menggantungkan pihak suami untuk melaut, kini ibu-ibu
di sekitar hutan mangrove mampu menambah pencaharian dengan kepiting dan juga
langkitang. Hutan mangrove sangat menarik untuk kunjungan wisata yang otomatis
memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar.
Pada tahun 2021, Komunitas
Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) menjalin kerjasama dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan melalui BPSPL Padang dalam pelaksanaan program pemberdayaan
ekonomi masyarakat Yaitu “Batik dan Kopi Mangrove”. Selain memberikan pelatihan
dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional kepada ibu-ibu di sekitar Desa Sungai
Pinang, bantuan lain seperti alat perlengkapan membatik dan membuat kopi serta
peralatan selam juga diberikan untuk membantu menunjang program yang dilakukan.
Ketekunan David
dalam upaya pelestarian lingkungan Pantai Sungai Pinang, Davi Hidayat
memperoleh salah satu pemenang dalam apresiasi 13th Semangat Astra Terpadu
untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 bidang lingkungan yang diselenggakan Astra
Indonesia digelar di Jakarta, bertepatan dengan hari sumpah pemuda, Oktober
lalu.
Penulis : Adi
Putih