Pages

Senin, 16 Oktober 2023

Smile Train Indonesia Membawa Rahmad ke Apresiasi SATU Indonesia Awards

 

Rahmat Maulizar
Rahmad Maulizar

20 September 1993 merupakan kelahiran Rahmad Maulizar, selama 18 tahun Rahmat merasakan pahitnya menjadi orang yang menderita bibir sumbing. Tidak nyaman, tidak percaya diri, dan juga tidak berani bercita-cita yang lebih besar, baginya sungguh tidak mudah untuk dijalani. Namun, Rahmad tidak pernah kecewa dengan keadaan ini. Baginya, pemberian Allah adalah yang terbaik, dibalik semua-nya pasti allah memiliki rencana yang indah untuk hidupnya.

 

Rumah sakit Malahayati – Banda Aceh, dengan program Smile Train Indonesia menyediakan layanan gratis bibir sumbing dan langit-langit mulut bagi pasien yang tidak mampu di propinsi Aceh. Sampai pertengahan tahun 2019 lebih dari 3200 pasien bibir sumbing yang sudah mendapatkan pelayanan gratis, salah satunya adalah Rahmad Maulizar yang ditangani oleh Dr. M. Jailani, SpBP-RE (K), dokter ahli bedah plastik yang menjadi mitra Smile Train di provinsi Aceh.

 

Keberhasilan menjalani operasi membawa pengaruh besar pada hidupnya, sehingga Rahnad bisa tersenyum sempurna. Sejak itu Rahmad mulai menjadi pribadi yang jauh lebih percaya diri dan tidak lagi takut mempunyai cita-cita yang tinggi. Tahun 2010 Rahmad mulai bergabung dengan Smile Train sebagai pekerja sosial, berkeliling hingga ke pedalaman Aceh untuk mensosialisasikan adanya operasi bibir sumbing gratis dengan mencari anak-anak penderita bibir sumbing untuk dioperasi.

 

Sebagai orang yang pernah mengalami bibir sumbing, saya bisa merasakan beratnya hidup mereka. Karena itu, saya putuskan untuk mengabdikan diri membantu penderita bibir sumbing untuk bisa memiliki senyum baru yang sempurna," ungkap Rahmad yang merupakan alumnus Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Teuku Umar. 


Seorang bayi yg wajahnya ditutupi kain
Seorang bayi yang wajahnya ditutupi kain


Pengabdian Penuh Tantangan 

Mencari anak-anak penderita sumbing di Aceh untuk dioperasi gratis bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi sebagian besar penderita bibir sumbing berasal dari keluarga tidak mampu yang tinggal di desa-desa dengan kondisi geografis yang menantang, sangat sulit-nya mendatangi dipedalaman aceh, hingga Rahmad menggunakan motor trail. Selain itu tantangan datang dari masyarakat, bahwa sebagian warga masih menggap bibir sumbing sebagai aib yang tidak bisa disembuhkan, sehingga bila ada anggota keluarganya yang menderita bibir sumbing akan disembunyikan.

 

Rahmad Maulizar pernah menjumpai ada seorang bayi yang wajahnya ditutupi kain karena orang tuanya malu memiliki anak dengan bibir sumbing. Padahal sumbing merupakan kondisi medis yang bisa ditangani dengan operasi rekonstruksi. Namun hal ini kurang dipahami oleh masyarakat karena minimnya akses informasi. Tidak sedikit orang tua yang menolak anaknya dioperasi dan menganggapnya sebagai takdir. Saya bahkan pernah diusir, disiram pakai air saat hendak masuk ke rumah salah satu keluarga penderita bibir sumbing,” cerita Rahmad.

 

Tidak mengenal lelah, hampir setiap hari Rahmad Maulizar berkeliling ke penjuru desa di Provinsi Aceh untuk mencari anak-anak penderita bibir sumbing. Mengajak pasien dan keluarganya untuk datang ke rumah sakit agar bisa mendapatkan pelayanan operasi bibir sumbing gratis dari Smile Train Indonesia yang merupakan badan amal internasional untuk anak-anak yang memberikan operasi perbaikan sumbing gratis serta perawatan sumbing komprehensif kepada anak-anak.

 

Menyelusuri Pedalamam Aceh menggunakan motor Trail
Menyelusuri Pedalamam Aceh menggunakan motor Trail 

Raih Satu Indonesia Awards 2021 

Atas semangat dan ketulusannya membantu anak-anak penderita bibir sumbing, Rachmad menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 untuk bidang kesehatan. Sebelumnya saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. Apresiasi ini membuat saya semakin bersemangat untuk membantu anak-anak Aceh penderita bibir sumbing mendapatkan senyum baru dan harapan hidup baru. Karena Bagi Rahmad Maulizar, manusia terbaik adalah yang memberi manfaat bagi orang banyak. Ia berharap apa yang dilakukan bisa memberi inspirasi bagi banyak orang khususnya generasi muda untuk terus memberi manfaat pada sesama.

 

Penulis Rahmat Adi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar