Pages

Kamis, 19 September 2019

Bukan Berarti Nama Geng Kita BEBAS, Orang BEBAS Macam – Macam Sama Kita


F
ilm “Bebas” merupakan film remake dari film Korea Selatan yang berjudul “Sunny”. Indonesia merupakan negara keempat yang telah berhasil me-remake film “Sunny” setelah negara Jepang, Vietnam dan Amerika Serikat.

Dalam pembuatan film “Bebas”, Riri harus berhadapan dengan banyak pemain. Bahkan sampai pada prosesnya film ini adalah film yang paling banyak melibatkan tokoh utama. Sebuah rekor untuk rumah produksi yang didirikan Mira Lesmana dan Riri.
 
Film ini adalah film pertama Indonesia yang proses pengambilan gambarnya itu dilakukan di MRT Jakarta. Setiap sutradara mempunyai ide dan metode tersendiri dalam mengarahkan film sesuai rencana serta keputusan bersama yang telah disepakati.

Karena Riri dan Mira ingin film “Bebas” ini, sesuai versi aslinya, dengan menampilkan sekelompok geng anak SMA yang beranggotakan enam orang dalam dua periode penceritaan, di masa remaja dan di masa dewasa. Masing-masing periode ini diperankan oleh orang yang berbeda.
 
Lamanya proses bedah naskah di film “Bebas” menurut Baim Wong (pemeran Jojo dewasa) berlangsung selama dua bulan. Ini karena ada beberapa produksi film yang hanya menyediakan slot reading sekitar satu sampai dua pekan saja kepada para pemainnya.

Jangan dikira kalau pemeran pendukung itu, porsi penampilan sedikit, maka proses latihannya pun sedikit juga. Karena para pemeran pendukung yang terlibat dalam pembuatan film “Bebas” ini berjumlah 24 orang pemain. Dan perlakuannya pun sama dengan pemeran utama, tambah Reza Rahadian (sosok pengacara), tokoh yang hanya muncul sekali menjelang film “Bebas” berakhir.

Tika Panggabean (pemeran guru), mengungkapkan bahwa dirinya senang melakoni proses reading yang panjang seperti dalam film ini. Sebab itu membantu dirinya untuk lebih menghayati perannya.

Bahkan pernah kami mencoba latihan dengan cara bertukar peran. Pemeran tokoh dewasa bermain sebagai tokoh remaja. Dan begitu sebaliknya, tambah Tika Panggabean.

Langkah tersebut dilakukan agar para pemain yang bermain dalam dua periode penceritaan ini semakin menjiwai watak dari tokoh yang mereka perankan.

Maizura dan Marsha Timothy, pemeran Vina remaja dan dewasa, menceritakan bahwa pengalaman latihan bertukar peran itu sangat menyenangkan.

Sementara Susan Bachtiar dan Sheryl Sheinafia, sebagai pemeran Kris dewasa dan remaja, memanfaatkan latihan bertukar peran tersebut untuk saling belajar dan saling memahami peran mereka masing - masing.

Karena alur penceritaan di film “Bebas” ini maju mundur dari masa lalu ke masa sekarang. Dari masa sekarang ke masa lau, fokusnya adalah pembacaan yang dilakukan para pemain tidak boleh seperti pembacaan saat reading film biasa.

Bagi Riri, penting untuk setiap pemain mengenali keseluruhan watak dari tokoh yang akan mereka perankan.

Berkat metode reading yang telah mereka terapkan, para pemain merasa pemeran tokoh dalam film ini adalah satu orang yang sama, bukan dua orang yang berbeda yang memerankan satu tokoh yang sama.

Pepatah bijak mengatakan, jangan hanya melihat sebuah buku dari judul dan sampulnya saja. Begitulah saya, yang sempat berprasangka buruk saat membaca judul film terbaru yang disutradarai Riri Riza dengan produsernya Mira Lesmana.

Persepsi mayoritas orang awam terhadap kata “Bebas” memang bisa menjadi catatan miring bahkan negatif terhadap sebuah film. Namun “Bebas” dalam Film karya anak bangsa ini dijamin jauh dari kesan buruk. kalaupun ada hal yang bernilai negatif, percayalah semua itu akan sirna dengan alur yang 90% mengandung pesan dan moral positif.

Seperti apa chemistry para pemain setelah melahap berbagai metode latihan reading yang panjang, bisa teman – teman saksikan saat film “Bebas” tayang di bioskop mulai 3 Oktober 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar